Pokoke Tetep Axe

Pokoke Tetep Axe
Sudah belasan tahun saya make Axe. Bermula dari mencoba, setelah saya rasa wangi Casablanca dan Bask Splash Cologne terlalu enek. Saya pada akhirnya memilih pafum laki pabrikan Unilever tersebut. Wanginya yang enak dan sedengan, tidak breng-brengan seperti wangi peri, seakan tak kuasa untuk saya tolak.
Saya sendiri pakai parfum sejak duduk di bangku kuliah. Semasa SMP-SMA saya sangat-sangat ndeso hingga tak pernah tersentuh wewangian. Masalah bau badan, saya cukup mengoleskan kapur sirih pada ketek. Memang sih ketek jadi keset dan tak berkeringat, tapi kapur sirih meninggalkan daket (daki ketek) sehingga mesti saya gosok sampai setengah modar untuk menghilangkannya. Lagipula, hanya ketek yang terlindungi, sementara punggung, leher dan dada tetap bau acem.
Terbawa bayangan tentang penampilan anak kuliahan, saya kemudian mencoba dan mencicipi satu per satu merk parfum. Mulai Casablanca, Bask Splash Cologne, Bvlgary KW dan parfum-parfum gurem lainnya. Awalnya memang lumayan betah pakai dua merk pertama, tapi pada akhirnya pilihan saya jatuh pada Axe.
Saya lupa iklan Axe pertama yang saya lihat persisnya seperti apa. Pokoknya tak jauh-jauh dari laki-laki yang bikin cewek-cewek sexy terangsang. Dan itulah yang membuat saya penasaran untuk menjajalnya. Yah, siapa tahu cewek-cewek kampus pada napsu buat mengerubungi, mengendus-endus dan menggerayangi saya setelah saya melumasi badan dengan semprotan Axe.
Dari sekedar menjajal, saya pun mengandrungi Axe meski ndak ngefek seperti dalam iklannya. Sampai sekarang, wangi Axe selalu menemani aktifitas harian saya. Rasa-rasanya saya tak bisa pindah ke lain parfum. Axe … aku padamu.
Beruntung saya melihat iklannya di televisi. Beruntung pula merknya Axe. Andai merknya Kapak, barangkali saya sudah suudzon, menuduhnya sebagai varian baru dari minyak angin cap kapak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar